28 September 2014

PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013


Kegiatan yang berlangsung selama  lima hari terhitung dari tanggal 25 september s/d 29 september 2014, diselenggarankan oleh LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN   Sumatera Barat berlangsung di Hotel Pangeran City Padang, dalam rangka mensosialisasikan kurikulum 2013 bagi guru-guru yang belum mendapatkan penjelasan tentang kurikulum 2013 khususnya mata pelajaran prakarya.

Menurut penuturan Pemateri  Bapak Marzuki, S.Pd dan Bapak Suib Awrus, M.Pd  kegiatan ini merupakan lanjutan dari program yang sudah di gencarkan sebelumnya kegiatan ini di harapkan agar seluruh guru bisa memahami apa itu kurikulum 2013,
khusunya mata pelajaran prakarya umumnya seluruh mata pelajaran, 

20 April 2014

Interpretasi Symbolik



Interpretasi dan Simbol

Clifford Geertz (1973) mengemukakan suatu definisi kebudayaan sebagai: satu, suatu system keteraturan dari makna dan symbol-simbol. Dua, suatu pola makna-makna yang ditranmisikan secara historis yang terkandung dalam bentuk-bentuk simbolis. Tiga, suatu peralatan simbolik bagi mengontrol perilaku. Empat, oleh karena kebudayaan adalah suatu system symbol, maka proses kebudayaan harus dipahami, diterjemahkan dan diinterpretasi. Symbol-simbol yang menunjukan suatu kebudayaan adalah wahana dari konsepsi, kebudayaan yang memberikan unsure intelektual dan proses social.

Bermula Dari Antropologi Simbolik
Symbol adalah objek, kejadian, bunyi bicara atau bentuk-bentuk tertulis yang diberi makna oleh manusia. Kassirer mengekspresikan hakikat simbolik pengalaman manusia sebagai berikut: manusia tidak lagi hidup semata-mata dalam semesta fisik, manusia hidup dalam semesta simbolik. Teori simbolik mengenai kebudayaan adalah suatu modal dari manusia sebagai spesies yang menggunakan symbol. Charles Pierce, peletak dasar disiplin semiltik modern, mengidentifikasi tiga tipe tanda: satu, tanda ikonik yang mencerminkan objeknya dalam hal tertentu. Dua, tanda indeks yang secara fisik terkait dengan objeknya. Tiga symbol-simbol seperti bahasa yang berarti bagi objeknya karena ditafsirkan sedemikian melalui kesepakatan dan penggunaan. Kata-kata adalah persepsi konseptual mengenai dunia, yang terkandung dalam symbol-simbol. Victor Turner (1975) mengelompokkan antropologi simbolik menjadi dua. Pertama, kelompok yang memusatkan perhatian pada system abstrak yang meliputi ahli liguistik, strukturalis dan antropolog kognitif. Kedua, kelompok yang memusatkan perhatian pada symbol dan kelompok dinamika social. Masyarakat adalah hasil dari perilaku dan tindakan orang-orang yang saling terjalin satu sama lain yang menempati batas-batas dan konteks social yang berbeda-beda, dan kerap kali secara simultan.
Interpretivisme Simbolik Sebagai Paradigma
Interpretivisme Clifford Geertz
Antropologi humanistic adalah mentalis dalam orientasinya, yang memandang kebudayaan sebagai system gagasan nilai-nilai dan makna. Kajian ideografig adalah khusus dan didasarkan pada kasus yang sedemikian rupa dapat menangkap totalitas kehidupan dalam kompleksitas suatu masyarakat dan variasinya. Geertz menemukan makna yang didasarkan pada pandangan native sesungguhnya relative fisik, maksudnya adalah suatu pandangan yang mencerminkan proses pengetahuan diri sendiri, persepsi diri sendiri dan pemahaman diri sendiri bagi pengetahuan orang lain, persepsi orang lain dan pemahaman orang lain. Pandangan Geertz tentang antropologi sejalan dengan Heidegger dan Gadamer. Geertz menulis, “gagasan kita, nilai-nilai kita, perilaku kita, bahkan emosi kita, seperti halnya system persarafan, adalah produk kebudayaan-dibangun, di luar kecenderungan-kecenderungan kapasitas, dan diposisi yang kita miliki ketika kita dilahirkan, melainkan dibangun dan terus dibangun…..”.

Interpretivisme Simbolik Sebagai Paradigma
Interpretivisme simbolik adalah kajian mengenai istilah-istilah dasar yang dengannya kita memandang diri kita sendiri sebgaia manusia dan sebagai anggota masyarakat dan mengenai bagaimana istilah-istilah dasar ini digunakan oleh manusia untuk membangun suatu mode kehidupan bagi diri mereka sendiri. Prinsip-prinsip epistemology dari antropologi simbolik secara alamiah tergantung pada premis-premis ontologis. Asumsi-asumsi dan konsep-konsep juga diasosiasikan dengan antroplogi penduduk simbolik. Pertama, adalah konsep Victor Turner (1969) mengenai karakter symbol multivokalik atau kemampuan symbol untuk merepresentasi beberapa makna yang berbeda-beda sekaligus.

17 Februari 2014

Kisahku

Elvinator, itu namaku selintas memang agak aneh tapi menurutku itu unik seperti nama robot terminator bahkan banyak yang melontarkan istilah yang ada tor tornya jika berkenalan denganku, misalnya eskalatorlah, eskavatorlah, terkadang nyeletuk koruptor...hah ini mengingatkanku pada masa kuliah dengan pak muhammad isa gautama yang ketika itu kuliah bahasa sumber di salah satu perguruan tinggi negri di sumatera barat, kejadian bermula karena saya lupa bawa kamus jhon m echol kalau tidak salah..aku di usir dari lokal bersama tiga teman lainnya..sambil bilang elvinator calon koruptor..wk wk wk..nasib
namun walaupun begitu selepas ujian akhir semester aku dapat Nilai A he he he..
selanjutnya seputar namaku ini adalah pemberian oleh ocu (mamak) sudirman yang pada saat itu bekerja di PT.RAPP sebagai Draft Man kendati nama robot panggilannya keren lho.."Elvin"
begitu aku sering dipanggil..

18 Januari 2014

Desa Segati


Desa segati merupakan sebuah desa yang berada di Kecamatan Langgam Kabupaten Pelalawan Riau,desa segati menurut ceritanya berasal dari nama sungai yang ada di desa segati yakni sungai “sagati” konon kata sagati berasal dari istilah bahasa desa sagati yakni “suka hati” yang artinya bersenang hati atau bergembira.  sungai sagati dahulunya sangat kaya akan jenis ikan yang sulit ditemui pada saat ini, adapun nama ikan yang ada di sungai segati beberapanya sebagai berikut, ikan baung (pisang,punti,pangkal), patin , silais, ubuk,  toman,  kaloso (Arwana),     elang, babike, pantau,tatali, saapek, batung, salinca, kalui, tapah, ngaingge, sabaan ,barau, meisi,salusu batang, bade, satumbuk, bocat, sigombu, tilan, tudak, buntal,dan banyak lagi yang lainnya.
Gambar: ikan baung dan tapah
Desa segati sangat memiliki potensi alam yang mendukung industri terutama perkebunan sawit dan karet, mayoritas masyarakat desa segati memiliki lahan perkebunan sawit maupun karet. Selain itu desa segati juga mempunyai kekayaan yang bersumber dari alam seperti rotan, madu, kemenyan, buah tempayang, dan jenis kekayaan alam lainnya,  beberapa yang terkenal di antaranya adalah madu murni,  madu di desa segati adalah madu lebah hutan yang berproduksi di pohon kompe milik masyarakat setempat sesuai dengan kepunyaan masing masing suku-suku yang di sebut “sialang”













Gambar : madu lebah
Desa segati sangat terbuka masyarakatnya karena menerima pandatang dengan keterbukaan sehingga saat ini penduduk desa segati tidak hanya masyarakat pribumi melainkan ada beragam suku yang tinggal di desa segati seperti misalnya : suku melayu, suku salak, suku lubuk, suku pitopang, suku minang, bahkan orang batak dan aceh pun ada.

By: Elvin melayu patobas

6 Januari 2014

PENDAKIAN MERAPI 2014


Sejak tahun 2002 saya sudah tahu bahwa di sumatera barat ada gunung merapi, karena dari tempat saya menuntut ilmu tepatnya sekolah saya yaitu pondok pesantren modern nurul ikhlas yang terletak di nagari panyalaian sepuluh koto tanah datar sekolah ini di pimpin oleh KH.Riza Muhammad, Lc
Dari sekolah ini gunung merapi sangat terlihat jelas apa lagi saat cuaca yang cerah indah sekali , ketika itu saya masih kelas 1 SMP belum ada terlintas bagi saya untuk mendaki gunung yang setiap pagi saya lihat, mengawali tahun 2014 saya sebenarnya tidak memiliki rencana yang matang untuk mendaki, namun sehari sebelum tahun baru saya menerima ajakan untuk mendaki .
Al hasil ajakan itu sangat menjadi khabar gembira bagi saya karena cita cita mendaki mulai Nampak di depan mata,





Kelas 3 KMI PPM Nurul Ikhlas melakukan ODL ke Museum Adityawarman Padang

Kegiatan ODL ( Outdoor Learning ) di Pondok Pesantren Modern Nurul Ikhlas sudah merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan untuk tiap tingka...